Serangga Tomcat Di Surabaya
Kota Surabaya mendadak dihebohkan dengan serangga yang sebelumnya jarang sekali terlihat. Serangga ini disebut dengan Tomcat atau kumbang Rove. Walaupun tidak termasuk kedalam bangsa Army Ants namun serangan serangga Tomcat ini bisa dibilang sangat berbahaya. Racun yang dikeluarkan diyakini lebih ganas dari serangan ular cobra. Cairan yang dikeluarkan dari dalam tubuh makhluk kecil ini adalah cairan hemolimf atau toksin yang disebut sebagai aederin. Gatal hingga nanah bening adalah efek yang akan ditimbulkan jika anda dihinggapi oleh serangga Tomcat
Tempat hidup serangga Tomcat adalah di hutan mangrove dan bukannya di sebuah kota besar layaknya Surabaya. Jika hewan ini sekarang menyerang kota, hal tersebut dikarenakan habitatnya diperkirakan telah rusak. Di lingkungan aslinya, Tomcat adalah makanan untuk burung. Jika populasi burung menurun, bisa dipastikan jumlah Tomcat juga akan semakin meningkat dan tak terkontrol. Hal yang mungkin bisa menanggulangi masalah ini adalah dengan penyemprotan, namun hal tersebut tidak akan menolong jika tidak di imbangi dengan ketersediaan tempat habitat untuk hewan kecil berwarna hitam dan merah tersebut
Pada dasarnya serangga Tomcat tidaklah menggigit. Ia akan secara otomatis mengeluarkan cairan jika ia bersentuhan dengan kulit manusia. Racun tomcat juga bisa melekat di baju, handuk atau pakaian manusia. Dan jika terkena hewan ini, maka dianjurkan jangan menggaruk bekas yang ditimbulkan dan segera menghubungi dokter agar efek gigitan tomcat tidak semakin meluas ke area yang lain. Warga Surabaya sendiri diharapkan tetap waspada karena Tomcat yang ada di kawasan tersebut diperkirakan mencapai jutaan ekor. Hal ini juga bisa menjadi pelaran bagi kita semua agar lebih mau untuk memelihara kelestarian lingkungan agar habitat hewan yang seharusnya berada di hutan tidak menyerang kota kembali.Serangga Tomcat (disebut pula Rove Beetle, dibaca "Kumbang Rove" atau "Paederus littoralis[2]") atau lebih dikenali juga dengan nama daerah Semut Semai, Semut Kayap atau Charlie di Indonesia, adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang termasuk dalam keluarga besar Kumbang (Staphylinidae), terutama dibedakan oleh panjang pendeknya penutup pelindung sayap ("sayap berlapis") yang meninggalkan lebih dari setengah dari perut mereka terbuka. Dengan lebih dari 46.000 spesies dalam ribuan generasi, kelompok ini adalah keluarga kedua terbesar kumbang setelah Curculionidae (kumbang sebenarnya). Ini adalah kelompok kuno, dengan fosil serangga tomcat diketahui dari Jaman Triassic atau pemusnahan Mahluk Hidup di Bumi, 200 juta tahun lalu.
Anatomi
Seperti bisa diduga untuk suatu keluarga kumbang yang besar, terdapat variasi besar di antara spesies. Ukuran berkisar antara 1 hingga 35 mm (1,5 inci), dengan sebagian besar di kisaran 2-8 mm, dan bentuk umumnya memanjang, dengan beberapa serangga tomcat yang berbentuk bulat telur. Badannya berwarna kuning gelap di bagian atas, bawah abdomen dan kepala berwarna gelap. Pada antena kumbang biasanya 11 tersegmentasi dan filiform, dengan clubbing moderat dalam beberapa generasi kumbang. Biasanya, kumbang ini terlihat merangkak di kawasan sekeliling dengan menyembunyikan sayapnya dan dalam sekali pandang ia lebih menyerupai semut. Apabila diganggu kumbang ini akan menaikkan bahagian abdomen supaya kelihatan seperti kala jengking untuk menakutkan musuh.
Sekilas Serangga Tomcat
Tomcat tidak mengigit ataupun menyengat. Tomcat akan mengeluarkan cairan otomatis bila bersentuhan atau berbenturan dengan kulit manusia. Gawatnya, Tomcat juga akan mengeluarkan cairan racunnya ini pada benda-benda seperti baju, handuk, atau benda-benda lainnya. Pada jenis serangga tertentu, terdapat cairan yang diduga lebih kuat dari bisa ular kobra. Cairan hemolimf atau toksin ini disebut sebagai aederin[3]. Serangga Tomcat otomatis akan mengeluarkan cairan apabila terjadi sentuhan atau benturan dengan kulit manusia secara langsung. Bisa juga dengan sentuhan tidak langsung melalui handuk, baju atau alat lain yang tercemar oleh racun tomcat tersebut. Itu sebabnya, jika sudah terkena dermatitis otomatis seperti seprei dan uba rampe-nya, handuk maupun alat-alat yang disinyalir terkena racun tomcat harus dibersihkan. Bersentuhan dengan kumbang ini saat merayap atau tidur, menghancurkannya pada badan atau mengosok dengan jari yang kotor akan menyebabkan konjunktivitis dan penyakit kulit yang teruk yang dikenali sebagai 'dermatitis linearis', 'aederus (kumbang rove/ staphylinidae) dermatitis'.
Ada 12 Jenis Serangga Tomcat
on: 20 March 2012, 06:22:04 AM »
JAKARTA, KOMPAS.com - Serangga yang disebut serangga tomcat menyerang warga apartemen di Surabaya. Serangga ini juga dilaporkan menyerang kawasan Kenjeran dan Wonorejo.
Pakar serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Hari Sutrisno, mengatakan, "Serangga Tomcat sebenarnya adalah serangga genus Paederus."
Serangga tersebut adalah kumbang memiliki ukuran relatif kecil, sekitar 1 cm sehingga kadang tidak dikenali. Keunikan serangga ini adalah bagian sayap yang tak menutupi seluruh abdomen.
"Ada 12 jenis serangga jenis ini.
Namun yang paling banyak di sini adalah Paederus fasciatus. Jadi kemungkinan yang di Surabaya adalah jenis ini," jelas Hari.
Hari mengatakan, serangga ini memiliki habitat di persawahan, hutan maupun taman kota. Biasanya, serangga ini memakan telur serangga lain pemakan daun.
Sebutan serangga ini sedikit kurang tepat sebab sebenarnya tomcat adalah nama pestisida. Di beberapa daerah, serangga ini sering disebut semut kanai atau semut kayap.
Hari saat dihubungi Senin (19/3/2012) mengungkapkan bahwa serangga Paederus biasanya menyerang untuk mempertahankan diri. Serangga ini bisa menyerang apapun yang dianggap menggangggu.
Namun demikian, Hari mengatakan, "Serangan pada manusia sebenarnya bukan tujuan. Hanya mungkin ada aktivitas manusia yang mengganggu serangga ini."
Aktivitas yang mengganggu antara lain saat serangga akan masuk ke rumah dan terhalang tirai, manusia membuka tirai tersebut sehingga kumbang ini terbang dan menyerang.
Ciri khas Paederus adalah kemampuan memproduksi toksin yang disebut paederin. Saat menyerang, serangga akan mengeluarkan toksin ini, persis seperti ular yang mengeluarkan bisa.
Toksin tersebut yang dikatakan bisa berdampak buruk bagi manusia. Akibat jika terserang serangga ini adalah dermatitis, dimana kulit melepuh seperti mengalami luka bakar dan mengeluarkan cairan.
"Jika kena serangga ini, maka kita harus cuci dengan air sabun agar menetralisir racun. Lalu bisa juga memakai Kalium permanganat atau salep untuk mengobati," terang Hari.
Dikatakan bahwa racun serangga ini konsentrasinya 12 kali lebih besar dari bisa kobra. Namun demikian, Hari mengatakan bahwa racun serangga ini tak mematikan.
Menurut Hari, kumbang Paederus sebenarnya serangga yang menguntungkan bagi petani karena mampu membasmi wereng. Karenanya, serangga ini cukup dicegah kehadirannya, tak perlu dibasmi dengan pestisida kimia.
Hari menghimbau masyarakat agar tidak panik. Serangan serangga ini sebenarnya sudah biasa dialami. hany perlu langkah tepat saat terkena serangannya.
Hari mengatakan, serangga ini memiliki habitat di persawahan, hutan maupun taman kota. Biasanya, serangga ini memakan telur serangga lain pemakan daun.
Sebutan serangga ini sedikit kurang tepat sebab sebenarnya tomcat adalah nama pestisida. Di beberapa daerah, serangga ini sering disebut semut kanai atau semut kayap.
Hari saat dihubungi Senin (19/3/2012) mengungkapkan bahwa serangga Paederus biasanya menyerang untuk mempertahankan diri. Serangga ini bisa menyerang apapun yang dianggap menggangggu.
Namun demikian, Hari mengatakan, "Serangan pada manusia sebenarnya bukan tujuan. Hanya mungkin ada aktivitas manusia yang mengganggu serangga ini."
Aktivitas yang mengganggu antara lain saat serangga akan masuk ke rumah dan terhalang tirai, manusia membuka tirai tersebut sehingga kumbang ini terbang dan menyerang.
Ciri khas Paederus adalah kemampuan memproduksi toksin yang disebut paederin. Saat menyerang, serangga akan mengeluarkan toksin ini, persis seperti ular yang mengeluarkan bisa.
Toksin tersebut yang dikatakan bisa berdampak buruk bagi manusia. Akibat jika terserang serangga ini adalah dermatitis, dimana kulit melepuh seperti mengalami luka bakar dan mengeluarkan cairan.
"Jika kena serangga ini, maka kita harus cuci dengan air sabun agar menetralisir racun. Lalu bisa juga memakai Kalium permanganat atau salep untuk mengobati," terang Hari.
Dikatakan bahwa racun serangga ini konsentrasinya 12 kali lebih besar dari bisa kobra. Namun demikian, Hari mengatakan bahwa racun serangga ini tak mematikan.
Menurut Hari, kumbang Paederus sebenarnya serangga yang menguntungkan bagi petani karena mampu membasmi wereng. Karenanya, serangga ini cukup dicegah kehadirannya, tak perlu dibasmi dengan pestisida kimia.
Hari menghimbau masyarakat agar tidak panik. Serangan serangga ini sebenarnya sudah biasa dialami. hany perlu langkah tepat saat terkena serangannya.
Serangga Tomcat Juga Serang Kawasan Kenjeran dan Wonorejo
« Reply #4 on: 20 March 2012, 06:23:11 AM »
Surabaya - Serangan serangga Tomcat ternyata tidak hanya terjadi di kawasan elit Apartemen Eastcoast Laguna Indah, Pakuwon City. Tomcat diketahui juga menyerang kawasan sekolah di Kenjeran dan beberapa titik di Wonorejo Surabaya.
Laporan serangan Tomcat ini awalnya terjadi di Eastcoast lantai teratas apartemen 10 lantai ini diketahui. Dan ditinggali sekitar 50 hingga 100 populasi Tomcat.
"Paling banyak populasi Tomcat di roof atau atap yang lembab," kata Pengamat Hama Penyakit Tumbuhan Dinas Pertanian Kota Surabaya, Radix Prima kepada detiksurabaya.com, Sabtu (17/3/2012).
Maka Radix melakukan penyemprotan pestisida nabati di beberapa rumah di kawasan Apartemen Eastcoast. Pestisida berbahan laos, daun mimba dan sereh ini bertujuan untuk mematikan Tomcat yang sudah meresahkan warga apartemen elit tersebut.
"Semalam kami sudah melakukan penyemprotan. Asal ada cahaya, Tomcat langsung muncul, lalu kami semprot," terangnya.
Radix juga mendapat laporan, bahwa masyarakat yang tinggal di kawasan Wonorejo juga menjadi korban gigitan Tomcat. Penghuni mess Taxi Orens sejak awal pekan lalu juga mengalami gangguan dan keluhan yang sama dari serangga mirip semut bersayap ini.
Tak hanya itu, Radix juga menerima laporan bahwa sekitar 19-20 siswa
sekolah di Perguruan Al Muttaqien Jalan Memet Sastrawirya Kompleks Perumahan Dinas TNI AL Kenjeran menderita luka yang sama diderita warga Eastcoast. Namun, belasan siswa ini masih dalam pemeriksaan apakah luka tersebut diakibatkan gigitan Tomcat atau hanya karena bakteri lain.
"Nanti kami akan sidak ke mess Taxi Orens di Wonorejo. Kalau yang di Kenjeran, masih dalam pemeriksaan dokter," terang Radix.
Diberitakan sebelumnya, beberapa warga yang tinggal di Apartemen Eastcoast diserbu serangga beracun. Sejak Selasa (13/3/2012) Ida Yanti (42) baby sitter yang tinggal di lantai 1 Eastcoast mengalami luka merah semacam luka bakar di bagian muka, tubuh dan lengan. Setelah diperiksa, luka gatal-gatal yang juga menimbulkan luka panas ini ditimbulkan oleh cairan beracun Serangga Tomcat.
Laporan serangan Tomcat ini awalnya terjadi di Eastcoast lantai teratas apartemen 10 lantai ini diketahui. Dan ditinggali sekitar 50 hingga 100 populasi Tomcat.
"Paling banyak populasi Tomcat di roof atau atap yang lembab," kata Pengamat Hama Penyakit Tumbuhan Dinas Pertanian Kota Surabaya, Radix Prima kepada detiksurabaya.com, Sabtu (17/3/2012).
Maka Radix melakukan penyemprotan pestisida nabati di beberapa rumah di kawasan Apartemen Eastcoast. Pestisida berbahan laos, daun mimba dan sereh ini bertujuan untuk mematikan Tomcat yang sudah meresahkan warga apartemen elit tersebut.
"Semalam kami sudah melakukan penyemprotan. Asal ada cahaya, Tomcat langsung muncul, lalu kami semprot," terangnya.
Radix juga mendapat laporan, bahwa masyarakat yang tinggal di kawasan Wonorejo juga menjadi korban gigitan Tomcat. Penghuni mess Taxi Orens sejak awal pekan lalu juga mengalami gangguan dan keluhan yang sama dari serangga mirip semut bersayap ini.
Tak hanya itu, Radix juga menerima laporan bahwa sekitar 19-20 siswa
sekolah di Perguruan Al Muttaqien Jalan Memet Sastrawirya Kompleks Perumahan Dinas TNI AL Kenjeran menderita luka yang sama diderita warga Eastcoast. Namun, belasan siswa ini masih dalam pemeriksaan apakah luka tersebut diakibatkan gigitan Tomcat atau hanya karena bakteri lain.
"Nanti kami akan sidak ke mess Taxi Orens di Wonorejo. Kalau yang di Kenjeran, masih dalam pemeriksaan dokter," terang Radix.
Diberitakan sebelumnya, beberapa warga yang tinggal di Apartemen Eastcoast diserbu serangga beracun. Sejak Selasa (13/3/2012) Ida Yanti (42) baby sitter yang tinggal di lantai 1 Eastcoast mengalami luka merah semacam luka bakar di bagian muka, tubuh dan lengan. Setelah diperiksa, luka gatal-gatal yang juga menimbulkan luka panas ini ditimbulkan oleh cairan beracun Serangga Tomcat.
wa sebut nya semut terbang wa kira serangga jenis baru, serangga macam ini rasa nya makin mudah di temukan bahkan di jakarta; bener ekor nya bisa naik
Wolvie
- Sahabat Baik
- Thank You
- -Given: 949
- -Receive: 67
- Posts: 532
- Reputasi: 10
Apakah yg harus dilakukan bila tergigit tomcat ?
Apa pencegahannya supaya tidak tergigit tomcat ?
mohon di share...
klo baca dari berita katanya klo hinggap jangan ditepuk ato disentik dengan jari, cukup ditiup aja, karena klo sampe ditepuk kena badannya malah jadi gatel..
hm, pencegahan saat ini kita tahu kandungan geraniol dan linalol bisa mengusir serangga ( ingat ada batasnya, tidak berlaku untuk semua serangga).
geraniol terdapat pada sereh wangi, mawar dll, linalol biasa terdapat pada wangi citrus.
jadi bisa dong untuk melihat apa yang bisa ada di pasar /supermarket di gunakan untuk menghindari, mencegah dan mengusir serangga.
aku saat ini menggunakan olive oil (minyak zaitun) dari mustika ratu kenapa? karena selain olive oil terdapat tambahan minyak melati dan wangi mawar (aromatic essential rose).
geraniol terdapat pada sereh wangi, mawar dll, linalol biasa terdapat pada wangi citrus.
jadi bisa dong untuk melihat apa yang bisa ada di pasar /supermarket di gunakan untuk menghindari, mencegah dan mengusir serangga.
aku saat ini menggunakan olive oil (minyak zaitun) dari mustika ratu kenapa? karena selain olive oil terdapat tambahan minyak melati dan wangi mawar (aromatic essential rose).
1. mencuci bagian yg tergigit dgn air dan sabun (bila ada sabun)
2. beri obat anti alergi spt..
hydrocortisone 1% atau
Salep betametasone+antibiotik neomycin sulfat atau
Salep Acyclovir 5%.
mohon masukan dari bro Forte....mungkin ada obat yg lebih bagus lagi
nah kalau utk jaga2 sebelum digigit, sebaiknya beli salep apa ya bro Forte ?
2. beri obat anti alergi spt..
hydrocortisone 1% atau
Salep betametasone+antibiotik neomycin sulfat atau
Salep Acyclovir 5%.
mohon masukan dari bro Forte....mungkin ada obat yg lebih bagus lagi
nah kalau utk jaga2 sebelum digigit, sebaiknya beli salep apa ya bro Forte ?
klo baca dari berita katanya klo hinggap jangan ditepuk ato disentik dengan jari, cukup ditiup aja, karena klo sampe ditepuk kena badannya malah jadi gatel..
benar sekali bro... jangan ditepuk....
Hydrocortisone is available with or without a prescription. Low-strength preparations (0.5% or 1%) are used without a prescription for the temporary relief of (1) minor skin irritations, itching, and rashes caused by eczema, insect bites, poison ivy, poison oak, poison sumac, soaps, detergents, cosmetics, and jewelry; (2) itchy anal and rectal areas; and (3) itching and irritation of the scalp. It is also used to relieve the discomfort of mouth sores.
Hydrocortisone may be prescribed by your doctor to relieve the itching, redness, dryness, crusting, scaling, inflammation, and discomfort of various skin conditions; the inflammation of ulcerative colitis or proctitis; or the swelling and discomfort of hemorrhoids and other rectal problems.
This medication is sometimes prescribed for other uses; ask your doctor or pharmacist for more information.
103 Korban Serangga Tomcat Dirawat di Puskesmas Surabaya
Surabaya - Sekitar 103 warga yang menjadi korban sengatan kumbang rove atau Tomcat yang kulitnya terbakar atau melepuh dirawat di 13 Puskesmas di Kota Surabaya pada Selasa (20/2/2012).
"Semua pasien tersebut cuma rawat jalan saja," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Esty Martiana Rachmie saat dihubungi dari Surabaya.
Menurut dia, korban sengatan serangga Tomcat itu dirawat di 13 puskesmas yakni puskesmas Keputih, Kenjeran, Mulyorejo, Pakis, Medokan Ayu, Pacar Keling, Sidotopo, Rangkah, Sawahan, Wiyung, Kebonsari, Sememi (Benowo), dan Putat.
Esty mengatakan pihaknya bersama dengan Dinas Pertanian sudah berusaha mengantisipasi penyebaran serangga yang sering juga disebut Semut Semai, Semut Kayap atau Charlie itu ke wilayah lainnya. "Kami juga ikut melakukan penyuluhan ke masyarakat terkait hal ini," katanya.
Selama ini, kata dia, kebanyakan warga tidak tahu cara mengatasi sengatan serangga tomcat. "Kondisi pasien parah akibat serangganya itu dipukul sampai keluar cairan (racun) dan mengenai kulitnya sehingga terjadi reaksi sampai kulit melepuh," ujarnya.
Ia menambahkan, sengatan serangga itu bisa diobati dengan obat anti infeksi dan anti alergi. "Menghilangkan kulit melepuh cukup salep kulit yang tersedia di puskesmas," katanya.
Sementara Sekretaris Dinas Pertanian Pemkot Surabaya Hari Tjahyono, mengatakan pihaknya terus melakukan penyemprotan insektisida untuk mengenyahkan serangga tomcat.
Pihaknya, menurut Hari, juga melakukan penyemprotan dengan bahan nonkimia berupa air ramuan daun limbo, daun sereh dan lengkuas untuk mengusir serangga itu. "Setelah diramu, airnya diperas dan diambil sarinya. Hasilnya bisa mematikan tomcat dan tidak mematikan serangga lainnya," katanya.
Surabaya - Sekitar 103 warga yang menjadi korban sengatan kumbang rove atau Tomcat yang kulitnya terbakar atau melepuh dirawat di 13 Puskesmas di Kota Surabaya pada Selasa (20/2/2012).
"Semua pasien tersebut cuma rawat jalan saja," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Esty Martiana Rachmie saat dihubungi dari Surabaya.
Menurut dia, korban sengatan serangga Tomcat itu dirawat di 13 puskesmas yakni puskesmas Keputih, Kenjeran, Mulyorejo, Pakis, Medokan Ayu, Pacar Keling, Sidotopo, Rangkah, Sawahan, Wiyung, Kebonsari, Sememi (Benowo), dan Putat.
Esty mengatakan pihaknya bersama dengan Dinas Pertanian sudah berusaha mengantisipasi penyebaran serangga yang sering juga disebut Semut Semai, Semut Kayap atau Charlie itu ke wilayah lainnya. "Kami juga ikut melakukan penyuluhan ke masyarakat terkait hal ini," katanya.
Selama ini, kata dia, kebanyakan warga tidak tahu cara mengatasi sengatan serangga tomcat. "Kondisi pasien parah akibat serangganya itu dipukul sampai keluar cairan (racun) dan mengenai kulitnya sehingga terjadi reaksi sampai kulit melepuh," ujarnya.
Ia menambahkan, sengatan serangga itu bisa diobati dengan obat anti infeksi dan anti alergi. "Menghilangkan kulit melepuh cukup salep kulit yang tersedia di puskesmas," katanya.
Sementara Sekretaris Dinas Pertanian Pemkot Surabaya Hari Tjahyono, mengatakan pihaknya terus melakukan penyemprotan insektisida untuk mengenyahkan serangga tomcat.
Pihaknya, menurut Hari, juga melakukan penyemprotan dengan bahan nonkimia berupa air ramuan daun limbo, daun sereh dan lengkuas untuk mengusir serangga itu. "Setelah diramu, airnya diperas dan diambil sarinya. Hasilnya bisa mematikan tomcat dan tidak mematikan serangga lainnya," katanya.
1. mencuci bagian yg tergigit dgn air dan sabun (bila ada sabun)
2. beri obat anti alergi spt..
hydrocortisone 1% atau
Salep betametasone+antibiotik neomycin sulfat atau
Salep Acyclovir 5%.
mohon masukan dari bro Forte....mungkin ada obat yg lebih bagus lagi
nah kalau utk jaga2 sebelum digigit, sebaiknya beli salep apa ya bro Forte ?
bila baca di atas serangga tersebut tidak menggigit?.
untuk menghilang kan efect racun di cairan yang di keluarkan serangga tersebut mungkin bisa menggunakan sodium bicarbonat alias soda kue /baking soda karena sodium bikarbonat bersifat amphoteric.
yah kita tunggu saja pendapat lebih ahli?
Follow members gave a thank to your post:
TIPS: Tindakan Terhadap Serangan Serangga Tomcat
1 Bila bersentuhan dengan serangga tomcat, segera cuci bagian tubuh yang terkena, dan cuci dengan air bersih plus sabun
2 Segera berikan salep, Hydrocortisone 1% atau salep Betametasone.
3 Jika menemukan tomcat, sebaiknya tidak dipukul atau di pencet karena cairannya dalam tubuhnya bisa berbahaya saat terkena kulit yang sensitif. Tindakan yang dilakukan adalah memasukkan kedalam plastik, dan biarkan mati dengan sendirinya.
copasan
1 Bila bersentuhan dengan serangga tomcat, segera cuci bagian tubuh yang terkena, dan cuci dengan air bersih plus sabun
2 Segera berikan salep, Hydrocortisone 1% atau salep Betametasone.
3 Jika menemukan tomcat, sebaiknya tidak dipukul atau di pencet karena cairannya dalam tubuhnya bisa berbahaya saat terkena kulit yang sensitif. Tindakan yang dilakukan adalah memasukkan kedalam plastik, dan biarkan mati dengan sendirinya.
copasan
What is a Rove Beetle?
The Rove Beetle is small, 7-8mm long. It has a black head with an orange/red thorax (immediately behind the head). The body is mostly black with a shiny metallic black area that conceals its folded wings and a distinct broad orange/red band towards the tapered tail.
Where are Rove Beetles found?
The Rove Beetle is widely distributed down the eastern states of Australia. It usually lives near drainage lines and watercourses. During heavy rains or floods, the beetle may migrate to drier areas. During the daytime, Rove beetles can be seen crawling around on the ground, with their wings hidden, and can resemble ants. Adult Rove beetles are predators of other insects and at night are frequently encountered around light sources.
How can Rove beetles affect humans?
Rove beetles do not bite or sting but their blood contains a strong toxin called pederin that can cause skin and eye irritations
If you crush the beetle the toxin is released and absorbed by your skin. The beetle can be crushed if you swat it like a fly or mosquito or if it collides with you at speed (such as bare skin on a motorbike) and can cause conjunctivitis, severe dermatitis (rash) and serious skin irritation.
Initial symptoms include reddening of the skin, and a 'burning' sensation. This is followed by painful irritation and itching, with extensive pustules and blistering of the skin after 4 days.
The affected areas remain irritated, blistered and sore for 10 days. Toxin on the hands, or exposure near body joints, can spread toxin to other areas of the body and to others.
How can I protect myself from the effects of Rove Beetles?
Avoid touching Rove beetles. Blow or wash beetles off your skin. Minimise lighting in infested areas at night. Wear long-sleeved and long-legged clothing to minimise exposed skin. Keep insect screens closed on tents to keep the beetles out of bedding. Have bottles of soapy water handy for first aid. Use the buddy system to keep a lookout for beetles on others.
If a Rove beetle is accidentally crushed against the skin, immediately wash the affected area with soap and water. The toxin slowly penetrates the skin. Washing shortly after exposure will remove much of the toxin before it has time to harm the skin
FIRST AID
There is no specific first aid available for exposure to Rove Beetle toxin. Avoid contact with the beetle. Avoid ingestion. If exposed to Rove Beetle toxin, wash affected area immediately with soapy water, and then use cold compresses, antihistamines, or apply Aloe vera to alleviate the symptoms on exposed areas.
Seek medical attention for severe skin reactions to the toxin